Kamis, 17 November 2011

Peran Bimbingan dan Konseling pada Pembelajaran Orang Dewasa

Oleh :  
Afdal

Tuntulah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat (Hadis)

A.    Pembelajaran Orang Dewasa
Mengikuti proses pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab dan keseharian para peserta didik yang dikatakan masih berusia sekolah, akan tetapi proses pendidikan dimulai dari baru lahir sampai menjadi individu menjadi dewasa sesuai dengan tugas perkembangannya. Hal ini jauh-jauh hari memang sudah dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai sebuah kewajiban hingga dikatakan dalam sebuah hadist, tuntulah ilmu walau ke negeri cina. UNESCO sebagai sebuah induk organisasi internasional dalam bidang pendidikan dan kebudayaan juga telah menetapkan sebuah konsep yang disebut dengan life long learnig (UNESCO, 2002).
Sesuai dengan kebutuhan, untuk membelajarkan orang dewasa maka teori dan pendekatannya berbeda dengan pembelajaran peserta didik/anak-anak pada umumnya. Kalau pembelajaran pada anak-anak disebut pedagogi, sedangkan untuk pembelajaran orang dewasa disebut andragogi. Istilah andragogi berasal dari kata Yunani ”andr” atau ”aner” yang berarti orang dewasa, dan agogusyang berarti ”memimpin/membimbing”. Ini berarti andragogi merupakan seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar (Malcolm S. Knowles, dalam Sungkono, 2008).

B.     Peran Bimbingan dan Konseling
Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling saat ini sudah dikembangkan kepada berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan, baik itu formal, informal dan non formal, juga pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Hal ini terjadi karena kebutuhan manusia yang semakin berkembang yang dipengaruhi oleh faktor filofosis tentang hakekat manusia, psikologis berkaitan dengan proses perkembangan, sosial budaya yaitu interaksi antar individu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi dalam pendidikan serta perluasan program pendidikan (A. Juntika Nurihsan, 2007:1).
Perkembangan bimbingan dan konseling yang dimaksud juga mengarahkan kepada terpenuhinya pelayanan pada jenjang pendidikan pada orang dewasa (adult learner). Dalam hal ini, tentunya pelayanan bimbingan dan konseling pada orang dewasa akan berbeda dengan pelayanan pada umumnya di jenis pendidikan formal. Hal ini terjadi karena pendekatan pendidikan dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak. Hal yang membedakan diantaranya adalah berkenaan dengan konsep diri, pengalaman belajar yang berbeda, kematangan, kesiapan belajar dan orientasi belajar (Sungkono, 2008; Mahadaly, 2011). Dengan perbedaan itu, maka layanan yang diberikan kepada orang dewasa dalam proses belajarnya juga akan berbeda, seperti lebih banyak muncul masalah yang berkenaan dengan keluarga dan perkawinan, kondisi kesehatan, kelanjutan karir dan persiapan menghadapi pensiun dan masalah lainnya.

C.    Sumber
Sungkono. 2008. Handout Pembelajaran Orang Dewasa. Yogyakarta: UNY
UNESCO. 2002. Integrating Lifelong Learning Perspective. Philipine
A. Juntika Nurihsan. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar