Kamis, 17 November 2011

Culture Identity & Resilience

Afdal

A.    Culture Identity
Membahas tentang identitas budaya, maka tidak akan terlepas dari pemahaman tentang kebudayaan dan identitas budaya bangsa. Kata kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddi yang berarti akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Kebudayaan dalam arti luas adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang diperoleh melalui belajar. Kebudayaan mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan. Pengertian budaya atau kultur dimaksudkan untuk menyebut nilai-nilai yang digunakan oleh sekelompok orang dalam berpikir dan bertindak. Seperti halnya dengan kebudayaan, budaya sebagai suatu sistem juga merupakan hasil kajian yang berulang-ulang tentang sesuatu permasalahan yang dihadapi manusia. (Husamah, 2009; Stuart Hall, TT). Ini dapat diartikan masalah kebudayaan/budaya merupakan masalah kehidupan manusia yang komplek dan dalam pergerakannya akan mempengaruhi suatu bangsa, dari yang terbelakang hingga menjadi bangsa berkembang ataupun bangsa maju.
Selanjutnya, identitas yang berasal dari bahasa Prancis identité diartikan sebagai suatu karakter khusus yang ditampilkan oleh individu/kelompok yang melekat padanya. (Joanna, 2001:1). Selanjutya, Joanna (2001) membagi identity  ke dalam berbagai jenis yaitu Ethnic Identity, Linguistic Identity, National Identity, Regional Identity, Racial Identity, dan Religious Identity. Apabila dikaitkan dengan konsep budaya, maka Culture Identity dapat diartikan sebagai cara berpikir, bertindak/berperilaku individu/kelompok yang sudah menjadi karakter dalam diri mereka masing-masing. Biasanya para ahli juga mengiringi identitas budaya dengan kata identitas nasioanal yang berarti jatidiri nasional atau kepribadian nasional. Jatidiri nasional suatu bangsa tentu berbeda dengan jatidiri bangsa lain. Ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Jatidiri nasional bangsa Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah yang sama. Pengalaman sejarah yang sama itu dapat menumbuhkan kesadaran kebangsaan yang  kemudian pada ujungnya melahirkan identitas nasional. Di Indonesia, tentunya Identitas Budaya manusia Indonesia tentunya berdasarkan kebudayaan nasional dengan beragam kebudayaan lokal, terutama dalam hal moralitas, kehidupan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong, persatuan dan kesatuan dan nilai-nilai khasanah bangsa lainnya.

B.     Resilience
Daya lentur atau resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi dan mengatasi serta merespon secara positif kondisi-kondisi tidak menyenangkan yang tidak dapat dielakkan, dan memanfaatkan kondisi-kondisi tidak menyenangkan itu untuk memperkuat diri sehingga mampu mengubah kondisi-kondisi tersebut menjadi sesuatu hal yang wajar untuk diatasi. Resiliensi dipandang sebagai suatu kapasitas individu yang berkembang melalui proses belajar. Melalui berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam menghadapi situasi-situasi sulit, individu terus belajar memperkuat diri sehingga mampu mengubah kondisi-kondisi yang menekan dan tidak menyenangkan menjadi suatu kondisi yang wajar untuk diatasi. Resiliensi dipengaruhi oleh tujuah faktor yaitu pengaturan emosi, pengendalian dorongan, optimisme, analisis penyebab, empati, efikasi diri, dan membuka diri (Suwarjo, 2008: 10-16)

C.    Masyarakat Kita???
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak yang besar terhadap perkembangan budaya dan identitas suatu bangsa. Dengan adanya arus globalisasi, semakin dirasakan adanya perubahan itu, seperti perubahan dalam hal berpakaian, makanan, pergaulan lebih ke arah western dan dampak lain yang terkadang diluar identitas budaya bangsa. Hal ini tentunya akan mencemaskan kita semua, akan kehilangan identitas budaya bangsa sendiri yang berasal dari kehidupan dan latar belakang budaya berbeda dengan budaya bangsa lain. Kehilangan identitas bangsa ini tentunya dipengaruhi oleh resiliensi masyarakat Indonesia terhadap identitas/culture bangsa lain yang tidak sesuai dengan identitas nasional. Hal ini bisa saja terjadi kalau masyarakat Indonesia memiliki Resiliensi yang kurang dan tidak berjalan secara efektif sehingga akhirnya terjadi ketidakjelasan identitas sehingga menimbulkan bicultuarisme.

D.    Sumber

Husamah. Mengusung Kembali Khazanah Identitas Budaya Bangsa. Antara edisi 2 Oktober 2009.
Joanna Rummens. 2001. An Interdisciplinary Overview of Canadian Research on Identity. University of Toronto
Stuart hall. TT. Cultural identity and Diaspora. Framework Journal. No 36
Suwarjo. 2008. Pedoman Konseling Teman Sebaya Untuk Pengembangan Resiliensi. Yogyakarta: FIP UNY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar